Semboyan untuk kabupaten Gunungkidul adalah 'HANDAYANI', mungkin diantara Anda ada yang belum tahu arti slogan Handayani tersebut. Jadi berikut ini perincian arti Gunungkidul Handayani, lebih tepatnya arti semboyan HANDAYANI.
H kependekan dari Hijau berarti :
Bahwa penghijuaan di Kawasan Kabupaten Gunungkidul tetap dan terus
digalakkan agar tetap hijau sehingga menambah dan meningkatkan kesuburan dan
karena hijau adalah kunci keberhasilan pebangunan di Kabupaten Gunugkidul.
A kependekan dari aman berarti:
Bahwa suasana di Kabupaten Gunungkidul diharapkan selalu dala keadaan aman
dan tentram, yang senantiasa terjaga ketertiban dan keamanannya sehingga dapat
menunjang stabilitas nasional.
N kependekan dari Normatif berarti:
Segala tidakan semua aparat pemerintah beserta masyarakat senantiasa
berdasarkan hukum dan peraturan perudang-undangan yang berlaku untuk mewujudkan
aparatur pemerintah yang bersih dan wibawa serta masyarakat dan sadar
hukum.
D kependekan dari dinamis berarti:
Masyarakat dalam melaksanakan kegiatan pembangunan penuh semangat, jiwa dan
tenaga sehingga dapat bergerak dan mudah menyesuaikan diri dengan keadaan dalam
mencapai keberhasilan pembangunan.
A kependekan dari amal berarti:
Masyarakat Gunugkidul senantiasa sadar untuk melakukan amal shaleh dan atau
perbuatan luhur dengan berlandaskan iman yang kuat serta taqwa kepada Tuha YME.
Y kependekan dari Yakin berarti:
Aparatur pemerintah dan masyarakat harus percaya diri sendiri, tegas dan
mantap dalam bertindak dan mengambil keputusan sehigga dalam melaksanakan setiap
program kerja/kegiata pembangunan di yakini dapat berhsil dengan baik dan
semakin meningkat.
A kependekan dari Asah Asih Asuh berarti :
Untuk menggrakkan masyarakat Gunungkidul dalam melaksanakan pembangunan
senantiasa mengembangkan sikap-sikap mendidik/melatih dengan penuh kasih sayag,
dan membimbingnya serta memelihara supaya dapat mempunyai kemampuan untuk
mandiri.
N kependekan dari Nilai Tambah berarti:
Hasil dari setiap usaha diharapkan selalu mempunyai nilai tambah sehingga
dapat semakin meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
I kependekan dari Indah berarti:
Lingkungan panorama alam Gunungkidul yang indah, menarik dan menawan perlu
dilestarikan serta obyek-obyek wisata relijious, wisata budaya,wisata sejarah,
wisata pantai, wisata goa maupun wisata hutan perlu ditingkatkan penataannya
agar lebih menarik para wisatawan sehingga mampu menambah dan meningkatkan
pendapatan daerah.
Sabtu, 30 Juni 2012
Sabtu, 23 Juni 2012
Wisata Budaya Kabupaten Gunungkidul
Petilasan yang
terbentuk pada periode Islam ini berada di Dusun Wonosari, Desa
Jurangjero, Kecamatan Ngawen. Data dari sejarah diketahui bahwa Gunung
Gambar merupakan tempat bertapa Raden Mas Said/Pangeran Samber Nyowo
yang kemudian bergelar KGPAA Mangkunegara I. Pada hari tertentu banyak
orang yang ziarah ke Gunung Gambar, terutama pada waktu tirakatan
menjelang Upacara Sadranan, banyak di padati oleh orang-orang yang
datang untuk memohon sesuatu.
Tempat ini secara landscape cukup unik dan indah dengan jalanan yang menanjak dan berliku-liku, sayang akses jalan menuju obyek ini rusak cukup parah. Dari puncak gunung ini pengunjung bisa melihat rawa Jombor di Klaten serta genangan waduk Gajah Mungkur di kejauhan. Pada malam hari tidak jarang orang juga datang ke tempat ini untuk menyaksikan gemerlap Klaten dan Solo. Tempat ini sempat diperebutkan antara pemerintah Jateng Dan DIY.
Tempat ini secara landscape cukup unik dan indah dengan jalanan yang menanjak dan berliku-liku, sayang akses jalan menuju obyek ini rusak cukup parah. Dari puncak gunung ini pengunjung bisa melihat rawa Jombor di Klaten serta genangan waduk Gajah Mungkur di kejauhan. Pada malam hari tidak jarang orang juga datang ke tempat ini untuk menyaksikan gemerlap Klaten dan Solo. Tempat ini sempat diperebutkan antara pemerintah Jateng Dan DIY.
Kembang
Lampir merupakan petilasan Ki Ageng Pemanahan yang terletak di Desa
Girisekar, Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunung Kidul. Tempat
ini merupakan pertapaan Ki Ageng Pemanahan ketika
mencari wahyu karaton Mataram. Ki Ageng Pemanahan
merupakan keturunan Brawijaya V dari kerajaan Majapahit.
Dalam bertapa itu akhirnya ia mendapat petunjuk dari
Sunan Kalijaga bahwa wahyu karaton berada di Dusun Giring,
Desa Sodo, Kecamatan Paliyan, Gunung Kidul. Untuk itu ia diperintahkan
oleh Sunan Kalijaga untuk cepat-cepat pergi ke sana.
Sampai di Sodo ia singgah ke rumah kerabatnya, Ki Ageng
Giring.
Diceritakan bahwa di tempat
itu Ki Ageng Giring dan Pemanahan "berebut" wahyu
karaton yang disimbolkan dalam bentuk degan (kelapa muda).
Barangsiapa meminum air degan itu sampai habis, maka anak keturunannya
akan menjadi raja Tanah Jawa. Konon degan tersebut
merupakan simbol persetubuhan dengan seorang puteri.
Dalam perebutan wahyu tersebut Ki Ageng Pemanahan yang
berhasil memenangkannya.
Untuk dapat sampai ke
tempat pertapaan ini pengunjung harus melewati anak
tangga permanen yang telah dibangun. Adapun denah kompleks Kembang
Lampir berbentuk angka 9 (sembilan). Hal ini sebagai tanda
bahwa kompleks itu dibangun oleh Sri Sultan Hamengku
Buwana IX. Bangunan yang ada di sana antara lain :
Bangunan induk sebagai tempat penyimpanan pusaka "Wuwung
Gubug Mataram dan Songsong Ageng Tunggul Naga" serta dua
buah Bangsal Prabayeksa di kanan dan di kiri. Menurut
jurukunci, Surakso Puspito, sebagai penghormatan kepada para pepundhen
Mataram di kompleks itu juga dibangun beberapa patung
antara lain : Panembahan Senapati dan Ki Ageng Pemanahan,
serta Ki Juru Mertani.
Bangunan periode Islam ini
terletak di Dusun Watugajah Desa Girijati Kecamatan Purwaosari. Situs
ini seluas 13.200 meter persegi dan terletak di ketinggian 138 mdpl.
Memliki struktur bangunan berteras dan berbahan batu putih. Di dalam OV
(Oudheidkundige Verslag) tahun 1925 FDK Bosch menyebut bangunan ini
berasal dari abad XVI dan berdasar gaya arsitektur dan pilar-pilar yang
masih nampak bercorak Islam. Memasuki area candi, pengunjung akan
menemukan pepohonan rindang dan sawah yang luas menghijau sebagai
gerbang utama. Tepat di depan candi, terdapat punden berundak dan bila
berdiri disana dan memandang ke arah selatan akan terhampar pemandangan
sawah yang membelakangi laut dimana suara debur ombaknya masih bisa
terdengar bila diperhatikan dengan seksama.Bangunan pesanggrahan
Gembirowati ini berbentuk teras yang membujur ke arah barat - timur
dengan penyimpangan 20 derajat menghadap selatan. Arah bangunan ini
memang menghadap selatan, dimana tempat pemujaannya menghadap utara.
Tak bisa dipastikan apakah candi ini dibangun sebagai tempat memuja
Ratu Pantai Selatan, namun yang pasti candi ini juga merupakan tempat
pelarian bagi keturunan Prabu Brawijaya, raja terakhir Majapahit.
Sejarah Gunungkidul
Pada
waktu Gunungkidul masih merupakan hutan belantara, terdapat suatu desa
yang dihuni beberapa orang pelarian dari Majapahit. Desa tersebut adalah
Pongangan, yang dipimpin oleh R. Dewa Katong saudara raja Brawijaya.
Setelah R Dewa Katong pindah ke desa Katongan 10 km utara Pongangan,
puteranya yang bernama R. Suromejo membangun desa Pongangan, sehingga
semakin lama semakin rama. Beberapa waktu kemudian, R. Suromejo pindah
ke Karangmojo.
Perkembangan
penduduk di daerah Gunungkidul itu didengar oleh raja Mataram Sunan
Amangkurat Amral yang berkedudukan di Kartosuro. Kemudian ia mengutus
Senopati Ki Tumenggung Prawiropekso agar membuktikan kebenaran berita
tersebut. Setelah dinyatakan kebenarannya, Tumenggung Prawiropekso
menasehati R. Suromejo agar meminta ijin pada raja Mataram, karena
daerah tersebut masuk dalam wilayah kekuasaannya.
R.
Suromejo tidak mau, dan akhirnya terjadilah peperangan yang
mengakibatkan dia tewas. Begitu juga 2 anak dan menantunya. Ki
Pontjodirjo yang merupakan anak R Suromejo akhirnya menyerahkan diri,
oleh Pangeran Sambernyowo diangkat menjadi Bupati Gunungkidul I. Namun
Bupati Mas Tumenggung Pontjodirjo tidak lama menjabat karena adanya
penentuan batas-batas daerah Gunungkidul antara Sultan dan Mangkunegaran
II pada tanggal 13 Mei 1831. Gunungkidul (selain Ngawen sebagai daerah
enclave Mangkunegaran) menjadi kabupaten di bawah kekuasaan Kasultanan
Yogyakarta.
Mas
Tumenggung Pontjodirjo diganti Mas Tumenggung Prawirosetiko, yang
mengalihkan kedudukan kota kabupaten dari Ponjong ke Wonosari.
Menurut
Mr R.M Suryodiningrat dalam bukunya ”Peprentahan Praja
Kejawen” yang dikuatkan buku de Vorstenlanden
terbitan 1931 tulisan G.P Rouffaer, dan pendapat B.M.Mr.A.K Pringgodigdo
dalam bukunya Onstaan En Groei van het Mangkoenegorosche
Rijk, berdirinya Gunungkidul (daerah administrasi) tahun 1831
setahun seusai Perang Diponegoro, bersamaan dengan terbentuknya
kabupaten lain di Yogyakarta. Disebutkan bahwa ”Goenoengkidoel,
wewengkon pareden wetan lepen opak. Poeniko siti maosan dalem sami
kaliyan Montjanagari ing jaman kino, dados bawah ipun Pepatih Dalem. Ing
tahoen 1831 Nagoragung sarta Mantjanagari-nipoen Ngajogjakarta sampoen
dipoen perang-perang, Mataram dados 3 wewengkon, dene Pangagengipoen
wewengkon satoenggal-satoenggalipoen dipoen wastani Boepati Wadono
Distrik kaparingan sesebatan Toemenggoeng, inggih poeniko Sleman
(Roemijin Denggong), Kalasan serta Bantoel. Siti maosan dalem ing
Pengasih dipoen koewaosi dening Boepati Wedono Distrik Pamadjegan Dalem.
Makanten oegi ing Sentolo wonten pengageng distrik ingkang kaparingan
sesebatan Riya. Goenoengkidoel ingkang nyepeng siti maosan dalem
sesebatan nipoen Riya.”
Dan oleh
upaya yang dilakukan panitia untuk melacak Hari Jadi Kabupaten
Gunungkidul tahun 1984 baik yang terungkap melalui fakta sejarah,
penelitian, pengumpulan data dari tokoh masyarakat, pakar serta daftar
kepustakaan yang ada, akhirnya ditetapkan bahwa Kabupaten Gunungkidul
dengan Wonosari sebagai pusat pemerintahan lahir pada hari Jumat
Legi tanggal 27 Mei 1831 atau 15 Besar Je 1758 dan dikuatkan
dengan Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Gunungkidul No :
70/188.45/6/1985 tentang Penetapan hari, tanggal bulan dan tahun Hari
Jadi Kabupaten Gunungkidul yang ditandatangani oleh bupati saat itu Drs
KRT Sosro Hadiningrat tanggal 14 Juni 1985.
Sedangkan
secara yuridis, status Kabupaten Gunungkidul sebagai salah satu daerah
kabupaten kabupaten yang berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya
sendiri dalam lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta dan berkedudukan di
Wonosari sebagai ibukota kabupaten, ditetapkan pada tanggal 15 Agustus
1950 dengan UU no 15 Tahun 1950 jo Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1950
pada saat Gunungkidul dipimpin oleh KRT Labaningrat.
Guna
mengabadikan Hari Jadi Kabupaten Gunungkidul dibangun prasasti berupa
tugu di makam bupati pertama Mas Tumenggung Pontjodirjo dengan
bertuliskan Suryo sangkala dan Condro sangkala berbunyi : NYATA WIGNYA
MANGGALANING NATA ” HANYIPTA TUMATANING SWAPROJO” Menuruut Suryo
sangkala tahun 1831 dibalik 1381, sedang Condro sangkala 1758 dibalik
8571.
Itulah
tonggak sejarah Kabupaten Gunungkidul berbicara.
BUPATI YANG PERNAH MEMIMPIN KABUPATEN GUNUNGKIDUL
Kabupaten Gunungkidul sejak berdirinya hingga saat ini
sudah tercatat 25 Bupati yang pernah menjabat. Dua puluh Lima Bupati
tersebut adalah Mas Tumenggung Pontjodirjo, Raden Tumenggung
Prawirosetiko, Raden Tumenggung Suryokusumo, Raden Tumenggung
Tjokrokusumo, Raden Tumenggung Padmonegoro, Raden Tumenggung
Danuhadiningrat,Raden Tumenggung
Mertodiningrat, KRT.Yudodiningrat, KRT.Pringgodiningrat,
KRT.Djojodiningrat, KRT.Mertodiningrat,
KRT.Dirjodiningrat,KRT.Tirtodiningrat, KRT.Suryaningrat,
KRT.Labaningrat, KRT.Brataningrat, KRT.Wiraningrat, Prawirosuwignyo,
KRT.Djojodiningrat,BA, Ir.Raden Darmakun Darmokusumo,
Drs.KRT.Sosrodiningrat,
Ir.Soebekti Soenarto, KRT.Harsodingrat,BA, Drs.KRT.Hardjohadinegoro (Drs.Yoetikno), Suharto,SH, Prof.Dr Ir Sumpeno Putro, MSc, dan Hj Badingah SSos (Bupati saat ini).
Ir.Soebekti Soenarto, KRT.Harsodingrat,BA, Drs.KRT.Hardjohadinegoro (Drs.Yoetikno), Suharto,SH, Prof.Dr Ir Sumpeno Putro, MSc, dan Hj Badingah SSos (Bupati saat ini).
Pantai Sepanjang
Pantai Sepanjang, sesuai dengan
namanya memiliki garis pantai yang panjang bahkan yang terpanjang di
antara pantai-pantai di Gunungkidul, ditaburi hamparan pasir putih yang
masih bersih. Pantai ini terletak di Desa Kemadang, Kecamatan
Tanjungsari Kabupaten Gunungkidul
Yogyakarta. Pantai ini belum lama di buka, jalan menuju ke bibir pantai
masih berupa jalan cor blok. Pantai yang segaris dengan Sundak - Kukup -
Baron ini menawarkan keindahan Kuta Tempo Doeloe. Pasir putih bersih
belum ternoda.
Ketika memasuki area pantai
Sepanjang, irama debur ombak akan bersahutan menyambut. Hamparan
panjang pasir putih memantulkan cahya mentari yang menyinari. Angin
sepoi-sepoi membelai, menentramkan jiwa. Karang-karang berdiri kokoh
tempat ombak melabuhkan harapan, pohon-pohon palem berjajar rapi di
sepanjang pantai ini, begitu setia menemani hembus angin laut sore itu.
Ketika air laut surut akan
nampak karang-karang di bibir pantai yang landai. Ceruk-ceruk yang
terbentuk di antara karang-karang tersebut menjadi habitat bagi aneka
biota laut. Para pengunjung bisa menemukan aneka kerang-kerangan, landak
laut, bintang laut, ganggang laut, bulu babi, dan rumput laut. Dalam
kondisi ini, penduduk setempat memanfaatkannya untuk "berburu". Rumput
laut, kerang-kerangan dan bulu babi adalah buruan mereka. Hasilnya untuk
konsumsi pribadi maupun dijual setelah menjadi produk olahan.
Dan ketika air laut pasang,
pengunjung bisa menggunakan "pelataran" ini untuk bercumbu ria dengan
debur ombak yang ramah. Namun tetap waspada, dan jangan terlalu ke
tengah, karena di pantai
Sepanjang terdapat ceruk yang dapat menjadi jebakan bagi mereka.
Kunjungan ke Pantai Sepanjang
akan ditutup dengan merekahnya senja di ufuk barat, ketika sang surya
perlahan bersembunyi di balik kanan, memancarkan bias warna yang
menakjubkan.
Garis pantai yang panjang, tak bosan untuk menyusuri hamparan pasir putih ini |
Keramahan ombak Pantai Sepanjang, menyambut para pengunjung |
Tebing karang menjulang tempat sang ombak melabuhkan harapan |
Ceruk yang dapat membahayakan para pengunjung. JANGAN TERLALU KE TENGAH |
Bulu babi, salah satu biota penghuni karang Pantai Sepanjang |
Kedai sederhana, menyediakan aneka makanan dan minuman |
Senja di ufuk barat Pantai Sepanjang, tersenyum ramah. |
Gua Seropan
Gunungkidul mempunyai
potensi ekowisata yang melimpah, di antaranya gua karst (gua di kawasan
tanah kapur). Salah satu gua yang sudah ditelusuri adalah Gua seropan di
desa semuluh kecamatan semanu kabupaten Gunungkidul Daerah Istimewa
Yogyakata.
Acintyacunyata Speleological Club (ASC), sebuah kelompok telusur gua telah menjejakkan kaki di gua dengan panjang 888 meter ini. Meniti inchi demi inchi lekuk gua seropan, berpeluk mesra dengan lembutnya air kali bawah tanah yang mengalir di dalamnya. Merasakan sensasi berada di kedalaman perut bumi gunungkidul, menyibak keindahan di balik kegersangan negerinya para pekerja keras ini.
Gua Seropan, keindahan yang terlahir dari hasil perkawinan antara stalagtit yang menggoreskan eksotisme 3d ornament dan aliran sungai bawah tanah membuat mata terperangah. Di gua karst yang terbentuk di kedalaman 60 meter di bawah permukaan tanah ini terdapat air terjun yang bisa dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik dengan menggunakan microhydro technology. Banyak potensi yang dapat digali, tinggal bagaimana perpaduan pemerintah dan masyarakat untuk memberdayakannya.
Acintyacunyata Speleological Club (ASC), sebuah kelompok telusur gua telah menjejakkan kaki di gua dengan panjang 888 meter ini. Meniti inchi demi inchi lekuk gua seropan, berpeluk mesra dengan lembutnya air kali bawah tanah yang mengalir di dalamnya. Merasakan sensasi berada di kedalaman perut bumi gunungkidul, menyibak keindahan di balik kegersangan negerinya para pekerja keras ini.
Gua Seropan, keindahan yang terlahir dari hasil perkawinan antara stalagtit yang menggoreskan eksotisme 3d ornament dan aliran sungai bawah tanah membuat mata terperangah. Di gua karst yang terbentuk di kedalaman 60 meter di bawah permukaan tanah ini terdapat air terjun yang bisa dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik dengan menggunakan microhydro technology. Banyak potensi yang dapat digali, tinggal bagaimana perpaduan pemerintah dan masyarakat untuk memberdayakannya.
Gua Seropan Entrance
Sungai Bawah Tanah (Debit air 750 lt / dtk)
Air Terjun Bawah Tanah (ketinggian 7 m)
Hutan Wanagama
WANAGAMA, Sepenggal Kisah Reboisasi Hingga Pohon Jati Pangeran Charles
Wanagama meliputi empat desa di Kecamatan Patuk dan Playen, Gunung Kidul, yang berjarak tempuh satu jam perjalanan menggunakan kendaraan bermotor. Sepanjang perjalanan berjarak 35 kilometer tersebut, kita dapat melihat pemandangan indah kota Yogyakarta dari ketinggian. Sampai di perempatan lampu merah setelah Rest Area Bunder, terdapat plang penunjuk jalan dengan tulisan Wanagama dan panah kanan. YogYES kemudian berbelok ke kanan menyusuri jalan yang mengecil namun tetap beraspal. Gapura bertuliskan Hutan Wanagama seolah memberitahu pengunjung bahwa mereka telah tiba di hutan yang mulai dibangun sejak 1964 ini.Menghijaukan lahan kritis
Menyusuri Wanagama di masa sekarang, kita tak akan menyangka bahwa dahulunya tempat ini tandus dan gersang. Sebuah keadaan yang disebabkan oleh penebangan liar.
Keprihatinan akan kritis dan tandusnya lahan tersebut
menggerakkan beberapa akademisi dari Fakultas Kehutanan Gadjah Mada
untuk menghijaukannya. Dimulailah pekerjaan besar mereboisasi daerah
yang berjenis tanah mediteran coklat kemerahan tersebut.
Proyek penghijauan itu dipelopori oleh Prof. Oemi
Hani'in Suseno dan menggeliat sejak tahun 1964. Dengan bermodal uang
pribadi, guru besar peraih anugerah Kalpataru (penghargaan tertinggi di
Indonesia untuk urusan lingkungan) tersebut menanami Wanagama yang pada
saat itu hanya seluas 10 hektar.Kegigihan Prof. Oemi dan rekan-rekannya menanami lahan kritis menarik perhatian banyak pihak seperti pemerintah dan pecinta lingkungan. Mereka saling bekerjasama untuk mewujudkan Wanagama sehingga berupa hamparan hijau seluas 600 hektar seperti sekarang ini.
Miniatur hutan beragam tanaman
Hutan memang menawarkan sensasi kembali ke alam yang kental. Hal itu pula yang bisa didapat saat berwisata ke Wanagama. Di Wanagama kita seperti sedang berada di miniatur hutan yang berisikan banyak tanaman dari berbagai daerah.Terdapat barisan jenis pepohonan yang akan menemani perjalanan menyusuri hijaunya Wanagama. Dimulai oleh pohon akasia, pohon penghasil bubur kayu yang menjadi primadona banyak perusahaan HTI (Hutan Tanaman Industri) di Indonesia. Dilanjutkan dengan pohon kayuputih, tanaman yang terkenal dengan minyak atsiri-nya yang berkhasiat untuk menghangatkan badan.
Selain itu ada juga barisan pohon pinus (Pinus merkusii). Deretan pohon yang banyak ditemukan di Sumatera bagian tengah ini cukup meneduhkan kala matahari bersinar dengan teriknya.
Wanagama masih memiliki banyak pepohonan, misalnya eboni (Diospyros celebica) Si Kayu Hitam dari Sulawesi, cendana (Santalum album) Si Pohon Wangi, murbei (Morus Alba) dan jati (Tectona grandis).
Selain tanaman, Wanagama juga memiliki keindahan lain berupa tiga aliran air yakni Sungai Oya, Sendang Ayu, dan Banyu Tibo. Ketiganya menawarkan kesegaran dan kesejukan saat lelah menghampiri setelah mengelilingi Wanagama.
Peninggalan Pangeran Charles di Gunung Kidul
Wanagama memiliki satu pohon yang membuat tempat wisata ini mendunia.Tanaman itu adalah jati (Tectona grandis) yang ditanam Pangeran Charles saat berkunjung ke Wanagama pada tahun 1989. Konon terdapat hubungan unik antara pohon yang terkenal dengan sebutan Jati Londo ini dengan pernikahan Pangeran Charles dan Putri Diana. Saat bertinggi 1 m, pohon ini mengering berbarengan dengan pengumuman perpisahan pasangan Kerajaan Inggris tersebut. Entah apakah si pohon jati ikut berduka atas perceraian penanamnya.
Selain Jati Londo, Pangeran Charles juga meninggalkan rute yang menjadi favorit para pengunjung Wanagama. Rute tersebut berawal dari Wisma Cendana dan berakhir di Bukit Hell. Jalan menuju bukit itu hanya sepanjang 50 meter yang di kanan kirinya terdapat banyak pohon cendana.
Jati adalah salah satu jenis pohon yang paling banyak terdapat di Wanagama. Tanaman ini terkenal karena keawetan dan kekuatannya. Kelebihan jati amat terkenal hingga diwaspadai oleh angkatan laut Kerajaan Inggris. Manual kelautan Inggris menyarankan untuk menghindari kapal jung Tiongkok yang terbuat dari jati karena dapat merusak baja kapal marinir Inggris jika berbenturan (Wikipedia).
Wanagama dan Masyarakat sekitar
Wanagama tak hanya menjadi tempat tumbuh dan hidup berbagai jenis pepohonan, namun juga tempat bergantung hidup masyarakat sekitarnya. Masyarakat dan Wanagama bermitra serta menjalin hubungan yang saling menguntungkan kedua belah pihak.Beternak sapi merupakan mata pencarian sebagian besar masyarakat sekitar Wanagama. Masyarakat diperbolehkan menanam rumput kalanjana di sela-sela lahan kosong Wanagama. Rumput tersebut menjadi makanan bagi sapi-sapi milik warga. Sebagai timbal baliknya, Wanagama mendapat pupuk kandang yang berasal dari kotoran ternak.
Selain itu, terdapat pula beberapa anggota masyarakat yang berjualan madu. Madu didapat dari peternakan lebah yang terdapat di sebelah timur laut Wanagama. Sama seperti rumput kalanjana, peternakan lebah juga berada di tengah rimbun lahan Wanagama. Stok madu biasanya berlimpah saat musim hujan, karena pada saat itu bunga bermekaran. Jika ingin membawa madu sebagai buah tangan, cukup mengeluarkan sekitar Rp 80.000 per botolnya.
Gua Rancang
Gunungkidul merupakan salah satu kabupaten yang
wilayahnya termasuk dalam Kawasan Karst Pegunungan Sewu dengan bentang
alam yang unik. Selain fenomena di permukaan (eksokarst) yang
berbentuk perbukitan karst, di Gunungkidul juga terdapat fenomena di
bawah permukaan (endokarst) yang berbentuk sungai bawah tanah, lembah,
telaga, hingga luweng dan gua. Karena itu tak heran jika
Gunungkidul memiliki banyak gua yang tersebar di perut bumi. Salah satu
gua yang bisa dimasuki siapa saja tanpa peralatan khusus adalah Gua
Rancang Kencono yang terletak di Desa Wisata Bleberan.
Berdasarkan buku "Mozaik Pusaka Budaya Yogyakarta" yang disusun oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Yogyakarta, Gua Rancang Kencono merupakan gua purba sejajar dengan Gua Braholo yang terdapat di Kecamatan Rongkop, hal ini didasarkan pada penemuan artefak dan tulang belulang yang diperkirakan hidup pada ribuan tahun yang lalu.
Gua yang mempunyai ruangan luas dan lapang dengan pohon klumpit (Terminalia edulis) yang diperkirakan sudah berusia lebih dari 2 abad ini pernah dijadikan sebagai tempat persembunyian dan pertemuan Laskar Mataram pada saat menyusun rencana untuk mengusir Belanda dari Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Karena digunakan untuk merancang strategi demi tujuan mulia maka gua ini dinamakan Gua Rancang Kencono.
Tiket: Rp. 3.000 (merupakan tiket terusan dengan Air Terjun Sri Gethuk).
Berdasarkan buku "Mozaik Pusaka Budaya Yogyakarta" yang disusun oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Yogyakarta, Gua Rancang Kencono merupakan gua purba sejajar dengan Gua Braholo yang terdapat di Kecamatan Rongkop, hal ini didasarkan pada penemuan artefak dan tulang belulang yang diperkirakan hidup pada ribuan tahun yang lalu.
Gua yang mempunyai ruangan luas dan lapang dengan pohon klumpit (Terminalia edulis) yang diperkirakan sudah berusia lebih dari 2 abad ini pernah dijadikan sebagai tempat persembunyian dan pertemuan Laskar Mataram pada saat menyusun rencana untuk mengusir Belanda dari Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Karena digunakan untuk merancang strategi demi tujuan mulia maka gua ini dinamakan Gua Rancang Kencono.
Untuk memasuki Gua Rancang Kencono cukup menuruni
tangga batu yang sudah dibangun sejak dulu. Sebatang pohon klumpit yang
tingginya sudah melampaui atap gua menyambut dengan gagahnya. Lubang
besar akibat lapuk terlihat di batang pohon menjadi penanda usianya yang
sudah renta. Gua Rancang Kencono memiliki sebuah pelataran atau ruang
yang luas dan bisa digunakan untuk mengadakan pertemuan. Stalaktit
tampak menghiasi langit-langit gua, banyak diantaranya sudah mati
sehingga tidak terlihat lagi air yang menetes. Di sebelah ruangan yang
luas terdapat ruang kecil dan sempit sertagelap gulita. Untuk memasuki
ruang ini YogYES harus melewati sebuah celah kecil dengan merunduk. Di
dalam ruang yang sempit ini terdapat lukisan bendera merah putih serta
kata-kata penyemangat yang ditujukan kepada para pejuang. Baru 10 menit
di ruangan udara sudah terasa pengap, kembali ke pelataran pun menjadi
pilihan.
Selain relung gua yang sempit dan gelap, di sisi lain
juga terdapat lorong yang konon menghubungkan Gua Rancang Kencono dengan
Air Terjun Sri Gethuk. Saat memasuki lorong tersebut YogYES harus
berjalan jongkok bahkan sesekali merangkak karena langit-langitnya
sangat pendek. Menurut pengelola, sebagian lorong tersebut telah runtuh
sehingga tidak bisa ditelusuri. Saat malam menjelang, Gua Rancang
Kencono yang disinari samar cahaya bulan terlihat mistis sekaligus
eksotis. Redup cahaya bintang dan sinar lampu taman yang tidak terlalu
benderang menjadi teman setia berbincang sambil menikmati secangkir
wedang jahe. Derik serangga berpadu dengan desau angin menciptakan
simfoni alam yang merdu dan mengiringi obrolan hingga larut malam.Tiket: Rp. 3.000 (merupakan tiket terusan dengan Air Terjun Sri Gethuk).
Gunung Nglanggeran
Bagi yang tidak sanggup, bersantai menikmati pemandangan dan berfoto-ria di pos pertama mungkin sudah lebih dari cukup. “Bagi yang ingin naik hingga puncak, jika mampu, akan mendapatkan suguhan pemandangan di puncak yang sangat indah,” kata Sugeng Handoko, pengelola objek wisata Gunung Nglanggeran, Selasa (28/2)
Gunung Nglanggeran, yang berada di titik koordinat 7o 50,4′ 25” LS dan 110o 32,3′ 21” BT ini terletak di kawasan Baturagung di bagian utara Kabupaten Gunungkidul dengan ketinggian 200-700 mdpl, tepatnya di Desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk, dengan jarak tempuh 22 km dari Kota Wonosari. Untuk mencapai lokasi itu, akan lebih nyaman jika Anda membawa kendaraan sendiri.
Untuk mencapai Gunung Nglanggeran tidak terlalu sulit. Dari Yogyakarta, tepatnya Stasiun Tugu, gunung itu berada sekitar 25 km menuju arah Wonosari. Setelah sampai di Bukit Patuk, Gunungkidul, tempat pemancar-pemancar televisi berada, hanya diperlukan sekitar 10 menit perjalanan hingga Desa Nglanggeran. Untuk bisa menikmati keindahan gunung api purba ini, Anda hanya dikenakan retribusi 3.000 rupiah per orang.
Peta
Gunung
Nglanggeran yang merupakan Gunung Api Purba kini makin rame dikunjungi
oleh para wisatawan baik domestic maupun manca negara. Banyak dari
pengunjung yang datang biasa berkelompok bersama anggota organisasi
maupun keluarganya, namun banyak juga yang datang hanya bersama pasangan
pacarnya. Yah maklum saja remaja dan kaum pemuda akan merasa santai dan
menyenangkan jika melakukan petualangan maupun berjalan-jalan dengan
pendamping hidupnya ( sang pacar maksudnya ). Namun ada juga yang merasa
kepingin datang kelokasi wisata baru ini tapi tidak tau jalan menuju
lokasi tersebut. Nah gambar disamping adalah peta untuk menuju lokasi.
Untuk mempemudah memahaminya akan saya bagi menjadi 2 jalur :
- Dari Jogjakarta (jarak 25 KM dari Jogja)
Bagi wisatawan
yang dari Jogjakarta dapat sampai dilokasi ini dengan hanya menggunakan
waktu tempuh 40-50 menit saja jika menggunakan motor dengan kecepatan
sedang, yah 60-70km/jam lah…. Jika ngebut 30 menitpun sampai ( sudah
dibuktikan saya dari Mandala Krida sampai Nglanggeran 35 menit ). Untuk
lebih jelasnya rutenya seperti ini. Kita berjalan melewati jalan
Jogja-Wonosari kea rah wonosari akan melewati Bukit Bintang/Bukit Patuk
yang biasanya digunakan oleh para remaja menatap Sunset. Nah lokasi
Gunung Api Purba desa Nglanggeran tidak jauh dari lokasi itu hanya kira2
perjalanan 15 menit atau 7 Km untuk sampai lokasi Gunung ini. Arahnya
dai bukit bintang masih naik sampai menemui Polsek Patuk atau bisa juga
GCD FM habis tanjakan belok kiri arah ke Stasiun Relay INDOSIAR Desa
Ngoro-oro. Ikuti saja jalan mulus itu sampai Puskesmas Patuk II atau
biasa disebut Puskesmas Tawang nanti belok kanan dah sampai Desa
Nglanggeran dimana Gunung Api Purba berada. Gunung ini pun sudah
kelihatan jika kita sudah sampai di Stasiun Relay INDOSIAR dan juga
banyak Stasiun Relay lain di Desa Ngoro-oro.
2.
Dari WonosariUntuk dari arah wonosari cukup mudah untuk sampai ke Lokasi Gunung Api Purba, tinggal belok kanan dari Bunderan Sambi Pitu tapi jangan yang ke Timur ( Arah Nglegi ) ambil saja yang ke Arah Desa Bobung ( desa kerajinan topeng ) kira-kira jarak lokasi Gunung 5 Km dari Sambi Pitu dan 3 Km dari Dusun Bobung.
Pantai Ngobaran
Pantai Ngobaran, salah satu eksotisme yang terpendam di jajaran pesona Gunungkidul, berada 2 km arah barat pantai Ngrenehan. Pantai yang terletak di desa kanigoro kecamatan saptosari kabupaten gunungkidul yogyakarta ini memadukan tebing tinggi dan hamparan pantai membentuk relief keindahan tak terkira. Pantai Ngobaran, keindahan atas keperawanan alam.
Pantai ini dihiasi karang-karang berselimut alba (rumput laut) yang menjadi sumber penghidupan masyarakat sekitar. Alba merupakan bahan baku untuk pembuatan kosmetik. Di antara karang-karang terbentuk kolam-kolam mini sepanjang pantai tempat hidup biota-biota laut seperti lobster dan landak laut (hewan laut dengan duri tajam seperti landak)nelayan darat. Sebutan nelayan darat diperuntukkan bagi nelayan yang tidak perlu melaut/berlayar dengan kapal untuk mengekplorasi hasil laut, cukup di pantai saja.
yang menjadi tumpuan para
Pantai Ngobaran menyimpan sejarah panjang kerukunan dalam ke-bhineka-an. Di pantai ini berdiri beberapa tempat peribadatan berbagai agama/kepercayaan. Sebuah masjid berdiri berdampingan dengan sebuah pura (tempat beribadah umat Hindu), tempat ibadah aliran kepercayaan kejawen dan kejawan (Aliran kepercayaan peninggalan Brawijaya V, diambil dari nama salah satu putra Brawijaya V, Bondhan Kejawan). Keunikan dapat terlihat dari Masjid yang menghadap ke selatan, beradapan dengan wajah keindahan pantai Ngobaran. Namun dalam pelaksanaan sholat, tetap menghadap Kiblat.
10 Cara Lindungi Diri dari Radiasi Ponsel
Ponsel sudah menjadi sahabat dalam kehidupan kita
sehari-hari. Kemanapun kita pergi, telepon genggam selalu menemani
untuk memenuhi kebutuhan kita berkomunikasi. Popularitas dan kemudahan
penggunaannya membuat orang secara perlahan meninggalkan penggunaan
saluran telepon tetap (landline). Berdasarkan data Nielsen (Mei),
terdapat lebih dari 125 juta pengguna ponsel di Indonesia
Ponsel nirkabel bekerja dengan cara mentransmit sinyal melalui frekuensi radio, sama dengan radiasi berfrekuensi rendah yang terdapat dalam oven microwave maupun radio AM/FM. Para ilmuwan selama bertahun-tahun telah mengetahui dampak radiasi sinyal radio frekuensi tinggi bagi kesehatan.
Jika kita terpapar secara terus menerus dan dalam jumlah besar, sinyak berfrekuensi tinggi tersebut bisa menyebabkan kanker. Untuk itu kita perlu mewaspadai bahaya penggunaan ponsel secara berlebihan bagi kesehatan tubuh kita. WHO secara resmi menyatakan bahwa radiasi ponsel dapat memicu kanker berbahaya (karsinogenik).
Penyakit dan gejala yang muncul dari gangguan radiasi ponsel meliputi: pusing, gangguan tidur, tumor otak, alzheimer, parkinson, berubahnya fungsi memori, konsentrasi dan kesadaran spasial serta memicu kanker-kanker yang lain. Untuk mencegahnya, berikut adalah 10 tips menghindari radiasi ponsel:
1. Jangan gunakan ponsel saat sinyal lemah (rendah). Hal ini menyebabkan ponsel bekerja lebih keras untuk memperoleh koneksi, sehingga menciptakan kemungkinan radiasi lebih besar
2. Jangan gunakan ponsel di ruang yang tertutup, seperti lift dan mobil. Radiasi dapat terjadi saat ponsel mencoba menciptakan koneksi pada sinyal
3. Jangan menelpon saat berkendara. Berbicara di ponsel sambil bergerak dengan cepat membuat ponsel Anda terus berusaha menciptakan sambungan (koneksi) berulang ke menara berikutnya, sehingga melepaskan energi dalam jumlah besar.
4. Batasi penggunaan ponsel. Bicara seperlunya dan sebisa mungkin kirimkan text daripada menelpon.
5. Saat ponsel menyala, jangan menyimpannya dekat bagian tubuh Anda. Badan kita dapat menyerap radiasi yang membahayakan, jadi jauhkan dari anggota badan (termasuk di saku). Terkadang saking besarnya kebutuhan berkomunikasi, sampai-sampai ponsel pun tidur di samping kita. Hal ini sebaiknya dihindari untuk mengurangi kemungkinan terkena radiasi.
6. Gunakan speakerphone. Jika Anda sendiri dan tidak ingin mengganggu orang lain, maka penggunaan speakerphone merupakan cara terbaik karena memiliki jarak aman dari kepala Anda.
7. Jika menggunakan bluetooth, alihkan dari satu sisi ke sisi lainnya. Cara ini adalah untuk menghindari radiasi yang terkonsentrasi di satu sisi. Radiasi Bluetooth tetap berisiko walau lebih rendah dari radiasi ponsel.
8. Gunakan headset ferrite bead. Ferrite bead adalah asesoris ponsel yang berfungsi untuk mengurangi radiasi. Kabel yang ada di alat pendengar di ponsel Anda juga dapat menyalurkan radiasi ke telinga. Dengan menggunakan ferrite bead, Anda dapat mengurangi radiasi tersebut.
9. Gunakan Airplane Mode. Kebanyakan ponsel sekarang ini memiliki fungsi utk digunakan di pesawat udara. Airplane mode meniadakan transmisi nirkabel dan menghentikan risiko radiasi! Jika Anda tidak menggunakan ponsel untuk waktu yang cukup lama, matikanlah atau pilih airplane mode, maka ponsel Anda akan mengonsumsi energi lebih rendah dan menghemat baterai sehingga penggunaannya lebih efisien.
10. Beli ponsel dengan radiasi rendah. Setiap telepon seluler memiliki tingkatan radiasi yang bervariasi, untuk itu Anda perlu mencari informasi produk ponsel beradiasi rendah yang sesuai dengan kebutuhan Anda. Selain itu, apapun model ponselnya, selalu patuhi cara penggunaannya dengan benar. Produsen ponsel selalu memberikan informasi mengenai cara menggunakan dan membawa ponsel agar konsumen bisa membatasi paparan radiasi.
Ponsel nirkabel bekerja dengan cara mentransmit sinyal melalui frekuensi radio, sama dengan radiasi berfrekuensi rendah yang terdapat dalam oven microwave maupun radio AM/FM. Para ilmuwan selama bertahun-tahun telah mengetahui dampak radiasi sinyal radio frekuensi tinggi bagi kesehatan.
Jika kita terpapar secara terus menerus dan dalam jumlah besar, sinyak berfrekuensi tinggi tersebut bisa menyebabkan kanker. Untuk itu kita perlu mewaspadai bahaya penggunaan ponsel secara berlebihan bagi kesehatan tubuh kita. WHO secara resmi menyatakan bahwa radiasi ponsel dapat memicu kanker berbahaya (karsinogenik).
Penyakit dan gejala yang muncul dari gangguan radiasi ponsel meliputi: pusing, gangguan tidur, tumor otak, alzheimer, parkinson, berubahnya fungsi memori, konsentrasi dan kesadaran spasial serta memicu kanker-kanker yang lain. Untuk mencegahnya, berikut adalah 10 tips menghindari radiasi ponsel:
1. Jangan gunakan ponsel saat sinyal lemah (rendah). Hal ini menyebabkan ponsel bekerja lebih keras untuk memperoleh koneksi, sehingga menciptakan kemungkinan radiasi lebih besar
2. Jangan gunakan ponsel di ruang yang tertutup, seperti lift dan mobil. Radiasi dapat terjadi saat ponsel mencoba menciptakan koneksi pada sinyal
3. Jangan menelpon saat berkendara. Berbicara di ponsel sambil bergerak dengan cepat membuat ponsel Anda terus berusaha menciptakan sambungan (koneksi) berulang ke menara berikutnya, sehingga melepaskan energi dalam jumlah besar.
4. Batasi penggunaan ponsel. Bicara seperlunya dan sebisa mungkin kirimkan text daripada menelpon.
5. Saat ponsel menyala, jangan menyimpannya dekat bagian tubuh Anda. Badan kita dapat menyerap radiasi yang membahayakan, jadi jauhkan dari anggota badan (termasuk di saku). Terkadang saking besarnya kebutuhan berkomunikasi, sampai-sampai ponsel pun tidur di samping kita. Hal ini sebaiknya dihindari untuk mengurangi kemungkinan terkena radiasi.
6. Gunakan speakerphone. Jika Anda sendiri dan tidak ingin mengganggu orang lain, maka penggunaan speakerphone merupakan cara terbaik karena memiliki jarak aman dari kepala Anda.
7. Jika menggunakan bluetooth, alihkan dari satu sisi ke sisi lainnya. Cara ini adalah untuk menghindari radiasi yang terkonsentrasi di satu sisi. Radiasi Bluetooth tetap berisiko walau lebih rendah dari radiasi ponsel.
8. Gunakan headset ferrite bead. Ferrite bead adalah asesoris ponsel yang berfungsi untuk mengurangi radiasi. Kabel yang ada di alat pendengar di ponsel Anda juga dapat menyalurkan radiasi ke telinga. Dengan menggunakan ferrite bead, Anda dapat mengurangi radiasi tersebut.
9. Gunakan Airplane Mode. Kebanyakan ponsel sekarang ini memiliki fungsi utk digunakan di pesawat udara. Airplane mode meniadakan transmisi nirkabel dan menghentikan risiko radiasi! Jika Anda tidak menggunakan ponsel untuk waktu yang cukup lama, matikanlah atau pilih airplane mode, maka ponsel Anda akan mengonsumsi energi lebih rendah dan menghemat baterai sehingga penggunaannya lebih efisien.
10. Beli ponsel dengan radiasi rendah. Setiap telepon seluler memiliki tingkatan radiasi yang bervariasi, untuk itu Anda perlu mencari informasi produk ponsel beradiasi rendah yang sesuai dengan kebutuhan Anda. Selain itu, apapun model ponselnya, selalu patuhi cara penggunaannya dengan benar. Produsen ponsel selalu memberikan informasi mengenai cara menggunakan dan membawa ponsel agar konsumen bisa membatasi paparan radiasi.
Langganan:
Postingan (Atom)